Keutamaan Muadzin
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Keutamaan Muadzin merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 3 Safar 1445 H / 20 Agustus 2023 M.
Kajian Hadits Tentang Keutamaan Muadzin
Hadits 197:
عن عيسى بنِ طَلْحَةَ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ ﵁ فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ يَدْعُوهُ إِلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
Dari ‘Isa bin Thalhah, ia berkata: “Aku pernah di sisi Muawiyah bin Abi Sufyan -semoga Allah meridhainya-, lalu datanglah muadzin menyeru kepada shalat. Maka kemudian Muawiyah berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Para muadzin itu adalah manusia yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.‘” (HR. Muslim)
Yang dimaksud dengan “paling panjang lehernya” yaitu kita imani sesuai dengan lahiriyahnya. Artinya bahwa lehernya benar-benar panjang nanti di hari kiamat. Dan itu bukan celaan. Pada hari kiamat, itu keutamaan dan keistimewaan. Ini menunjukkan keistimewaan muadzin.
Lihat juga: Sunnah-Sunnah Ketika Seseorang Mengumandangkan Adzan
Di antara keutamaan yang lainnya dari muadzin, bahwa semua yang mendengar suara adzannya kelak nanti pada hari kiamat akan bersaksi. Sebagaimana Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya, dari hadits Abu Sa’id Al-Hudhri -semoga Allah meridhainya-, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku melihat kamu suka sekali berada di pedesaan dan menggembalakan kambing. Kalau kamu sedang berada di kambing-kambingmu atau berada di pedesaan sana, lalu masuk waktu shalat, maka adzanlah untuk shalat, maka angkat suaramu saat adzan tersebut. Karena tidak ada yang mendengar panjangnya suara muadzin (artinya sejauh suara muadzin terdengar) baik manusia, jin atau apapun dia, kecuali nanti pada hari kiamat mereka akan bersaksi untuknya.” Kata Abu Sa’id: “Aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Bukhari)
MasyaAllah, ini luar biasa sekali.
Lihat juga: Sifat-Sifat Yang Dianjurkan Pada Seorang Muadzin
Demikian pula muadzin itu diampuni dosanya sejauh suaranya terdengar (tanpa speaker). Ini berdasarkan hadits yang dikeluarkan Imam Ahmad dalam Musnadnya, dari hadits Abdullah bin Umar, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يُغْفَرُ لِلْمْؤَذِّنِ مُنْتَهَى أََذَانِهِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ سَمِعَهُ
“Akan diampuni untuk muadzin sejauh suaranya terdengar, dan akan dimohonkan ampunan oleh setiap yang basah maupun yang kering.” (HR. Ahmad)
Masya Allah, bayangkan luar biasa sekali keutamaan muadzin.
Dalam riwayat Imam Ahmad dan juga An-Nasa’i, dari hadits Al-Bara’ bin Azib, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَّ صَوْتِهِ! وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ! وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ
“Sesungguhnya Allah dan malaikatNya bershalawat kepada shaf terdepan. Dan muadzin itu diampuni dosanya sejauh suaranya, dan dibenarkan oleh semua yang mendengarnya, baik yang basah maupun yang kering. Dan ia mendapatkan pahala sebanyak orang yang hadir untuk shalat.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Yang dimaksud “diampuni dosanya sejauh suaranya” yakni sampai mana terdengar suaranya, maka sebanyak itulah diampuni dosanya. Apabila ia berusaha sekuat tenaga untuk mengeraskan suaranya. Hal ini supaya semakin mendapatkan ampunan lebih besar lagi.
Keutamaan yang lainnya, bahwa muadzin termasuk makhluk Allah yang terpilih. Imam Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, serta Al-Hakim, meriwayatkan dari Ibnu Abi Aufa, bahwasannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إن خيار عباد الله الذين يراعون الشمس والقمر والنجوم والأظلة لذكر الله
“Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang terpilih itu adalah orang-orang yang memperhatikan matahari, bulan, bintang, demikian pula bayangan, untuk dzikrullah (shalat). (HR. Thabrani)
Di antara keutamaan muadzin bahwa para muadzin itu akan diselamatkan oleh Allah dari api neraka. Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:
سمِع رسولُ الله – صلى الله عليه وسلم – رجلاً وهو في مسيرٍ له يقول: الله أكبر، الله أكبر، فقال نبيُّ الله – صلى الله عليه وسلم -: ((على الفِطرة))، فقال: أشهد أن لا إله إلَّا الله، قال: ((خرَج مِن النار))، فاستبق القومُ إلى الرجل، فإذا راعِي غنمٍ حضرتْه الصلاة فقامَ يؤذِّن
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika dalam perjalanan, tiba-tiba mendengar seseorang adzan. Dia mengucapkan, “Allahu Akbar Allahu Akbar.” Maka Rasulullah bersabda: “Dia di atas fitrah.” Kemudian dia berkata lagi, “Asyhadu alla ilaaha illallah.” Maka Rasulullah bersabda: “Dia telah keluar dari api neraka.” Maka para sahabat pun berlomba-lomba ingin tahu, siapa orang tersebut. Ternyata penggembala kambing yang hadir padanya waktu shalat, dan dia adzan.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Makanya kalau misalnya seseorang sendirian di hutan, pas masuk shalat, tetap dianjurkan untuk adzan. Bahkan disebutkan dalam hadits, orang yang ketika dia berada di padang pasir sendirian, kemudian dia adzan, maka akan shalat bersama dia dari pasukan-pasukan Allah yang tak terlihat ujungnya.
Apa lagi keutamaan muadzin? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53172-keutamaan-muadzin/